Di masa lalu (diantaranya) manusia menyimpan
makanannya di dalam gua atau batu-batu yang dindingnya dingin secara alami.
Dalam koleksi puisi China kuno, Shi Ching, terdapat catatan penggunaan gudang
es bawah tanah pada tahun 1000 SM. Orang-orang Yunani dan Romawi dulu telah
membuat gudang salju bawah tanah, di mana mereka menyimpan salju yang telah
dipadatkan dan menginsulasinya dengan rumput, tanah, dan pupuk kotoran hewan.
Pliny the Elder menulis tentang penyakit akibat minuman dingin, dan Kaisar Nero
mengatakan pendinginan buah-buahan dilakukan dengan menyimpannya di kotak di
dalam salju. Orang-orang India, Mesir, dan Estonia mendinginkan air dan membuat
es dengan meletakkan air di tempat yang rendah, dalam wadah tanah liat, dan
membiarkannya sepanjang malam di lubang di bawah tanah. Penduduk Pulau Crete di
Mediteranian, pada sekitar tahun 2000 SM telah menyadari bahwa suhu yang rendah
adalah sangat penting untuk pengawetan makanan.
Penelusuran budaya masyarakat Minoan di Cyprus
menunjukkan konstruksi gudang bawah tanah dibuat untuk menyimpan es saat musim
dingin, dan kemudian digunakan untuk menyimpan makanan saat musim panas.
Beberapa catatan menunjukkan bahwa Alexander Agung di sekitar tahun 300 SM
memberikan tentaranya minuman yang didinginkan dengan salju untuk meningkatkan
semangat tentaranya; pada tahun 755 M Khalif Madhi mengoperasikan transportasi
dari Lebanon melintasi padang pasir ke Mekkah yang dilengkapi dengan sistem
refrigerasi yang menggunakan salju sebagai refrigerantnya; pada tahun 1040 M
Sultan Kairo menggunakan salju untuk mengangkut kebutuhan dapurnya dari Syiria
setiap hari. Sejak masa lampau masyarakat Arab telah mengetahui bagaimana
menjaga air agar tetap dingin dengan menyimpannya di kendi yang terbuat dari
tanah; cara ini juga banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, namun
entah kapan permulaannya. Awal abad keempat Masehi, orang-orang Hindia Barat
telah mengetahui bahwa sejumlah garam, seperti sodium nitrat, bila dicampur
dalam air akan mengakibatkan suhu yang lebih rendah.
Di Amerika Serikat, khususnya di sekitar Sungai
Hudson dan Maine, pada pertengahan abad 19 M memiliki perdagangan penting es
alam. Di Eropa pada masa yang sama, balok es alam dari Norway sangat diminati.
Sejak tahun 1805 hingga akhir abad 19 M, kapal-kapal layar mengangkut es alam
dari Amerika Utara ke berbagai negara yang lebih hangat seperti Hindia Barat,
Eropa, dan bahkan India dan Australia; pada 1872, 225 ribu ton es alam diangkut
ke daerah-daerah tersebut. Pada permulaan tahun 1806 kapal laut Favorite
berlayar ke pelabuhan St. Pierre, Martinique (di daerah Karibia), dengan
membawa 130 ton balok es. Pelayaran ini diduga sebagai misi dagang skala besar
pertama di bidang refrigerasi, sang pemilik kapal ini adalah Frederic Tudor.
Karena kala itu es belum dikenal di Martinique dan tidak ada fasilitas
penyimpanannya, maka biaya yang dibutuhkan menjadi besar, namun itu dapat
diatasi oleh Tudor. Bersama seorang pemilik rumah makan, ia membuat dan
memperkenalkan es krim (ice cream) di Hindia Barat, di mana makanan penutup
dingin belumlah dikenal kala itu.
Beberapa tahun kemudian, dengan dibangunnya gudang
es di St. Pierre dan dengan digunakannya serbuk kayu cemara sebagai insulasi
sepanjang perjalanan transportasi kargo es-nya, Tudor mengembangkan idenya
hingga menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan. Ia membuat kontrak kerja untuk
memotong es di kolam-kolam dan sungai-sungai sepanjang New England dan
mengirimnya ke berbagai tujuan, tidak hanya ke Hindia Barat dan Amerika Serikat
bagian selatan, namun juga ke tempat-tempat jauh seperti Amerika Selatan,
Persia, India, dan Hindia Timur. Tahun 1849 total kargonya mencapai 150 ribu
ton es; hingga tahun 1864 ia telah mengapalkan es-nya ke 53 pelabuhan di
berbagai bagian dunia. Bisnis yang ia temukan telah mengubah hidup dan
kebiasaan orang di seluruh dunia, dan metode yang digunakannya masih terus
digunakan hingga pada tahun 1880-an digantikan dengan produksi es buatan dengan
mesin.
Saat ini refrigerasi mekanika telah jauh lebih
baik dari masa lalu, berbagai tipe kompresor dan daur refrigerasi telah digunakan.
Dapat dikatakan bahwa refrigerasi mekanika pertama kali diperkenalkan oleh
William Cullen, berkebangsaan Scot, yang pada tahun 1755 membuat es dengan
mengevaporasi ether pada tekanan rendah. Pada 1810 Sir John Lesley untuk
pertama kalinya berhasil membuat es dengan mesin yang memakai prinsip serupa.
Tonggak sejarah pengembangan refrigerasi adalah pada tahun 1834 ketika Jacob
Perkins, berkebangsaan Amerika, mendapatkan paten nomer 6662 dari Inggris untuk
mesin kompresi uap – yang saat ini prinsipnya banyak digunakan dalam sistem
refrigerasi. Perkins menyatakan suatu siklus tertutup yang meliputi evaporasi
dan kondensasi dengan memanfaatkan suatu fluida untuk mendinginkan fluida
lainnya. Namun apa yang diajukan oleh Perkins masih memerlukan rancangan lebih
lanjut. James Harrison, berkebangsaan Scot yang berimigrasi ke Australia pada
tahun 1837, menemukan sebuah mesin pendingin pada sekitar awal tahun 1850, dan
Alexander Twinning memproduksi satu ton es per hari pada tahun 1856 in
Cleveland, Ohio.
Pada tahun 1851 Dr. John Gorrie dari Florida
mendapatkan paten Amerika pertama untuk mesin es yang menggunakan udara
terkompresi sebagai refrigeran. Sebagai seorang ahli FĂsika ia terdorong untuk
meringankan penderitaan orang yang terkena demam dan lainnya yang menimbulkan
suhu tinggi. Profesor A.C. Twining dari New Haven mengembangkan mesin Gorrie
tersebut dengan menggunakan sulfuric ether. Dr. James Harrison dari Australia
juga mengembangkan mesin dengan sulfuric ether dan pada tahun 1860 ia membuat
pemasangan perangkat refrigerasi pada industri. Pada tahun 1861 Dr. Alexander
Kira dari Inggris membuat mesin dengan udara dingin yang serupa dengan mesin
Gorrie; mesinnya mengkonsumsi satu pon batu bara untuk menghasilkan empat pon
es. Carl von Linde menjelaskan refrigerasi dengan teori termodinamika,
ilmuwan-ilmuwan lainnya, dari Inggris, Jerman, Perancis, Amerika dan Belanda
telah berkontribusi dalam pengembangan refrigerasi: seperti Carre, Black,
Faraday, Carnot, Joule, Mayer, Clausius, Thompson, Thomson (Lord Kelvin),
Helmholtz dan Kamrelingh Onnes.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar