1

1

Minggu, 22 Maret 2015

DERAJAT FAHRENHEIT

Sumber:
 
Fahrenheit-fotograf-09
 
      Daniel Gabriel Fahrenheit lahir di Danzig, Polandia. Dia yang pertama kali menemukan Skema Fahrenheit tahun 1924. Pada 1720, setelah melakukan berbagai penelitian. Dia menemukan bahwa sisa air raksa dalam pembuatan alat pengukuran suhu akan menjamin keakuratan. Derajat suhu yang digunakan dalam termometer tersebut kemudian diberi nama “Fahrenheit”, sesuai nama penemuannya. Fahrenheit meninggal dunia pada 1736. Ada beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit memikirkan skala temperaturnya. Ada yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 derajat Fahrenheit) dan 100 derajat F pada skala temperaturnya dengan cara mencatat temperature di luar terendah yang dapat diukur dan temperature badanya sendiri. Temperature di luar terendah tubuhnya dijadikan titik nol yang diukur pada saat musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung halamannya, Danzig (-17,8 derajat Celcius).
 
      Fahrenheit ingin menghindari suhu negatif yang mana skala Ole Ramer (Skala termometer warga Polandia) sering menunjukkan temperatur negative dalam penggunaan sehari-hari. Fahrenheit, memutuskan bahwa suhu tubuhnya adalah 100 derajat F. Suhu tubuh normal adalah mendekati 98,6 derajat F, berarti Fahrenheit saat itu sedang demam ketika eksperimen atau termometernya tidak akurat.
Ada pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0 derajat F) pada skalanya sebagai suhu yang mana campuran yang sama antara es dan garam melebur 96 derajat sebagai temperatur darahnya (dia pada awalnya menggunakan darah kuda untuk menandakan skalanya). Skalanya terdiri atas 12 divisi, tetapi kemudian dia membagi masing-masing divisi menjadi 8 subdivisi sama besar, dan mengahsilkan skala 96 derajat. Dia menemukan bahwa air (tanpa campuran apapun) akan membeku pada suhu 32 derajat dan mendidih pada suhu 212 derajat.
 
      Pendapat ketiga adalah cerita yang paling dikenal, seperti yang digambarkan pada serial televisi fisika popular The Mechanical Universe. Serial itu menyatakan bahwa Fahrenheit mengadopsi skala Ramer yang mana air membeku pada suhu 7,5 derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4 untuk mengeliminsai pacahan serta menigkatkan granularity dari skala tersebut (menghasilkan 30 dan 240 derajat). Kemudian, dia kembali menentukan skalanya di antara titik beku air dan temperature normal tubuh manusia (ia mengambil 96 derajat); titik beku air ditentukan 32 derjat sehingga ada 64 interval akan membagi dua sehingga dia dapat menandai garis derajat pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut dua kali. Pengukurannya tidak semuanya akurat. Dengan menggunakan skala awalnya, titik beku dan titik didih air yang sebernarnya akan berbeda dengan 32 derajat F dan 212 derajat F.
 
      Beberapa waktu setelah kematian Fahrenheit, diputuskan untuk kembali menandakan skalanya dengan 32 derjat F dan 212 derajat F sebagai titik beku dan titik didih air murni yang benar. Perubahan ini memudahkan konversi dari Celsius ke Fahrenheit dan vice versa dengan menggunakan rumus sederhana. Perubahan ini juga menjelaskan mengapa temperature tubuh pernah sekali ditentukan 96 atau 100 derajat F oleh Fahrenheit sekarang ditentukan 98,6 derajat F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 derajat F akan lebih akurat.
 
Konversi Suhu dari Reamur
       Untuk mencari nilai suatu skala dari skala yang lain perlu adanya suatu konversi yang sudah ada aturannya. Semua konversi memiliki aturan dan nilai yang akan sama dengan nilai skala yang belum dikonversikan ke skala lainnya. Selain itu kita juga mengetahui perbandingan antar skala.
  
Skala yang dinginkanFormula
kelvinK = (°F + 459,67) / 1,8
Celsius°C = (°F − 32) / 1,8
Rankine°Ra = °F + 459,67
Delisle°De = (212 − °F) × 5/6
Newton°N = (°F − 32) × 11/60
Réaumur°Ré = (°F − 32) / 2,25
Rømer°Rø = (°F − 32) × 7/24 + 7,5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar